Bali Zoo Park !!!

Bali menyimpan bebagai tempat wisata yang eksotik. Baik itu obyek wisata hiburan maupun wisata pendidikan. Salah satu daerah yang harus anda kunjungi jika ke Bali adalah Singapadu. Di Singapadu terdapat objek wisata pendidikan salah satunya Bali Zoo Park. Info selengkapnya dapat anda baca di bawah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Singapadu merupakan sebuah desa seni yang berada di kawasan barat Kabupaten Gianyar. Identitas dan citra sebagai desa seni yang menasional bahkan mendunia ditunjukkan melalui seni tari barong dan tokoh seniman yang sangat mempuni seperti Prof. DR. I Made Bandem.
Daya tarik obyek wisata budaya ini secara menyeluruh bersumber dari keragaman dan kualitas potensi seni di desa Singapadu yang mencakup seni tari, seni kerawitan, seni patung, seni sastra. Di desa seni ini, disamping berkembang seni turistik juga tetap hidup seni hiburan (balih-balihan) dan seni sakral (seni wali).
Desa Singapadu, sebelum berkembangnya industri pariwisata hampir sama dengan desa-desa lainnya di Kabupaten Gianyar yang penduduknya hidup dari sektor pertanian. Di luar sektor pertanian penduduknya juga hidup dari sektor kerajinan seperti seni patung batu padas. Atas dasar potensi yang dimiliki Desa Singapadu yang membuat desa ini semakin menggeliat dan mampu mengikuti perkembangan desa tetangganya yaitu Desa Batubulan sebagai pintu gerbangnya Kabupaten Gianyar. Posisi desa letaknya yang sangat strtegis dan membuka lalu lintas wisata lokal, nasional internasional menjadikan Desa Singapadu sebagai objek wisata yang sangat menarik.
Desa Singapadu terletak pada jarak 9 km dari kota Denpasar, Ibu Kota Provinsi Bali. Terutama di wilayah Bali desa dibedakan menjadi dua yaitu desa pakraman dan desa dinas. Desa Pakraman adalah desa yang mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang bersifat adat dan agama. Desa ini terdiri dari beberapa banjar dan masing-masing banjar dikepalai oleh seorang kelian banjar. Sedangkan desa dinas adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat yang melayani administrasi penduduk di sekitarnya.
Selain potensi seni yang dimiliki Desa Singapadu juga dibangun objek wisata penunjang yang bernama Bali Zoo Park. Bali Zoo Park ini memiliki luas areal kurang lebih 330 km2 dengan koleksi berbagai jenis spesies binatang kurang lebih 300 spesies yang dikelompokan menjadi tiga kelas yaitu; mamalia (binatang menyusui), reptil (binatang berdarah panas), dan aves (burang). Untuk lebih jelasnya mengenai kelas spesies tersebut di atas akan diuraikan secara rinci di bawah ini. Kelas mamalia terdiri atas berbagai jenis binatang seperti Owa, Lutung Bulu Emas, Rusa, Kijang, Kambing, Sapi India, Unta, Landak, Binturong, Siamang dan lain-lain. Diantara salah satu jenis kera terdapat kera yang dijadikan kelinci percobaan tes HIV. Kelas reptil terdiri atas Buaya Muara, Ular Phiton, Iguana, dan Kura-kura Hidung Babi. Kelas aves terdiri dari Elang Laut, Elang Bido, Burung Hantu, Kakak Tua, Kakak Tua Jambul Kuning, Kaswari Kerdil, Kaswari Gelambir Ganda dan lain-lain. Jenis spesies binatang yang menghuni Bali Zoo Park itulah yang menjadi daya tarik objek wisata penunjang. Disamping sebagai objek wisata Bali Zoo Park juga sebagai media untuk memperkenalkan berbagai jenis spesies binatang yang merupakan kekayaan alam Negara Indonesia dan negara lainnya. Belakangan ini Bali Zoo Park semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
1. 2 Rumusan Masalah
Beranjak dari uraian latar belakang dapat dikemukakan dua pokok permasalah yaitu :
1. Bagaimana proses pengembangbiakan spesies binatang yang dilakukan oleh segenap karyawan Bali Zoo Park ?
2. Langkah-langkah apa yang dilakukan oleh karyawan Bali Zoo Park dalam menanggulangi spesies binatang yang sakit ?
Kedua pokok permasalah di atas akan dijawab dari hasil survey lapangan yang dilakukan oleh penulis melalui widyawisata SMP Widya Sakti Penatih dalam bab pembahasan.
1.2 Tujuan Penulisan
Sajian karya tulis ini memiliki dua tujuan yaitu :
1. Untuk dapat mengetahui cara-cara pengembangbiakan spesies binatang yang dilakukan oleh karyawan Bali Zoo Park.
2. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah yang dilakukan dalam menanggulangi atau mencegah terjangkitnya suatu penyakit pada spesies binatang di Bali Zoo Park.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cara Pengembangbiakan Spesies Binatang
Berdasarkan keterangan yang diperoleh langsung dari staff karyawan Bali Zoo Park bahwa ada sekitar 300 spesies binatang yang dimiliki. Dari 300 spesies binatang yang ada penulis akan menguraikan dua jenis spesies binatang diantaranya Buaya dan Merak Ijo. Kedua jenis spesies binatang tersebut di atas memiliki cara pengembangbiakan yang berbeda.
a. Cara Perkembangbiakan Buaya
Pada umumnya musim kawin dari spesies buaya berlangsung antara bulan April-Oktober. Pada waktu itulah buaya jantan menarik perhatian buaya betina. Dengan cara menggetarkan punggungnya di dalam air kemudian buaya betina mencari sumber getaran tersebut. Selanjutnya, setelah buaya betina menemukan sumber getaran itu maka akan terjadi proses penyesuaian antara buaya betina dan buaya jantan. Tahap kemudian adalah terjadi perkawinan. Setelah perkawinan akan terjadi kehamilan yang berlangsung selama 70-80 hari. Buaya betina akan mengandung 60-70 butir telor. Kira-kira denga masa kehamilan selama 80 hari buaya betina akan menetaskan telornya dengan cara inkubasi. Dari 70 butir telor buaya yang menetas sekitar 50 % dari jumlah telor tersebut akan menetas. Setelah menetas buaya kecil akan dilindungi oleh induknya sampai buaya tersebut berumur 1-2 tahun.
b. Cara Pengembangbiakan Merak Ijo
Pada umumnya musim kawin Merak ijo berlangsung dari bulan Mei-Juni. Pada waktu itulah merak jantan menarik perhatian merak betina. Adapun cara merak jantan menarik perhatian merak betina dengan cara mengembangkan ekornya maka akan langsung terjadi perkawinan. Masa kehamilan dari merak betina biasanya selama 30 hari. Setelah melewati masa kehamilannya merak betina akan mengeluarkan telor yang dikandungnya sebanyak 1-2 butir. Telor ini akandierami oleh merak jantan. Setelah telor menetas merak jantan dan merak betina akan merawat dan melindungi anaknya sampai merak tersebut dapat mencari makan sendiri.


2.2 Cara Penanggulangan Penyakit yang Terjangkit pada Binatang
Menurut hasil wawancara yang penulis lakukan pada salah satu staff karyawan Bali Zoo Park mengatakan bahwa mengenai cara-cara penanggulangan suatu penyakit pada binatang tergantung dari jenis penyakitnya dan bervariasi sifatnya. Mengingat sangat terbatasnya waktu yang tersedia karya tulis ini, tidak akan menguraikan secara keseluruhan terhadap cara-cara penanggulangan suatu penyakit. Adapun cara-cara penanggulangan yang dilakukan terhadap suatu penyakit akan diuraikan di bawah.
a. Cara Penanggulangan Parasit pada Singa
Biasanya singa akan terkena parasit jika tubuhnya kotor dan terdapat luka. Bila sudah terkena parasit akan timbul gejala gatal-gatal di seluruh tubuhnya. Mengingat tingginya mobilitas parasit di tubuh singa maka singa akan berusaha menggaruk di sekitar tubuhnya yang terasa gatal. Jika kejadian tersebut tidak mendapat perhatian dari karyawan dan berlangsung sangat lama tidak terhindar kemungkinan singa-singa akan mengalami luka-luka. Tindakan untuk mengatasi kejadian seperti tersebut di atas biasanya oleh karyawan dilakukan pembiusan tehadap singa-singa yang terjangkit penyakit dan parasit. Langkah selanjutnya setelah pembiusan terhadap singa-singa yang terjangkit suatu penyakit maka dilakukan tindakan pengobatan. Biasanya hal ini dilakukan oleh dokter hewan yang bekerja di Bali Zoo Park. Selain dilakukan tindakan pengobatan juga dilakukan pembersihan terhadap kandang-kandang singa oleh petugas dan menjaga kebersihan pakan yang diberikan. Tindakan serupa juga dilakukan terhadap semua jenis spesies binatang yang menghuni Bali Zoo Park.
Tampaknya semakin berkembangnya industri pariwisata di Bali tidak bisa dipisahkan dari lahirnya Bali Zoo Park. Selain sebagai media belajar untuk menangkar berbagai jenis spesies binatang Bali Zoo Park juga sebagai objek wisata penunujang yang ada di Desa Singapadu. Dikatakan demikian hal ini terbukti dari banyaknya wisatawan yang berkunjung setiap harinya, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.



BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian karya tulis ini dapat ditarik beberapa butir simpulan sebagai berikut:
1. Adanya Bali Zoo Park selain sebagai objek wisata media ini dapat dipergunakan sebagai sarana pembelajaran para siswa untuk mengetaui kekayaan alam Indonesia dan proses pengembangbiakan berbagai jenis spesies binatang.
2. Bali Zoo Park juga membuka peluang kerja bagi tenaga kerja yang belum bekerja.
3.2 Saran
Melalui karya tulis ini penulis ingin menyampaikan sebuah saran yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian dari pengelola Bali Zoo Park. Jika wisatawan yang berkunjung ke Bali Zoo Park adalah para siswa perlu diberi keringanan biaya masuk dengan harapan menggugah minat siswa untuk belajar lebih baik tentang sesuatu yang menjadi objek kunjungannya.



1 Response to "Bali Zoo Park !!!"

  1. hey............
    numpang lewat........
    aq mw tanya,
    apakah buaya yng masih kecil langsung bisa makan seperti buaya dewasa?????????????

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme